Tidak
ada yang menyangkal betapa pentingnya fungsi kertas dalam kehidupan.
Sebagian besar media komunikasi dan penyampaian informasi dilakukan
melalui kertas. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebutuhan akan kertas terus meningkat. Di Indonesia, kebutuhan kertas
pada tahun 1997 mencapai 3,97 juta ton. Diproyeksikan, permintaan kertas
setiap tahunnya meningkat sekitar 25 persen.
Sedangkan kapasitas produksi dunia dalam menghasilkan kertas mencapai 200 juta ton per tahun. Amerika
Serikat menghasilkan sepertiga dari total produksi itu, sedangkan
Jepang dan Kanada sekitar setengahnya. Produsen besar lainnya adalah
Jerman, Swedia, Finlandia, Perancis, Italia, Inggris, dan Brasil.
Permintaan
terhadap kertas yang begitu tinggi inilah yang sempat menimbulkan
kekhawatiran terhadap masalah pelestarian hutan kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas. Selama ini, pembuatan kertas lebih banyak menggunakan pulp yang berasal dari bahan baku kayu. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan kertas yang besar itu, ketersediaan bahan baku pulp harus diambilkan dari hutan-hutan kayu dalam jumlah yang besar pula.
Untuk mengantisipasi menipisnya ketersediaan bahan baku kayu, sejumlah hasil penelitian memperlihatkan adanya alternatif bahan baku
bukan kayu yang dapat digunakan untuk pembuatan kertas. Diantaranya
tandan kelapa sawit, beberapa jenis tanaman kelompok rumput-rumputan,
serta sampah atau limbah pertanian. Sejumlah usaha skala kecil dan home industry bahkan melakukan terobosan dalam pembuatan kertas dengan menggunakan bahan baku dari kertas-kertas bekas maupun dari sampah kain atau tekstil.
Untuk
menghasilkan secarik kertas seperti yang kita kenal sekarang, ternyata
melalui proses yang sangat panjang. Sebelum kertas ditemukan, kita bisa
membayangkan, bagaimana jerih payah dan sulitnya manusia jaman dulu
dalam mengumpulkan dan mendokumentasikan informasi. Ada
yang harus menggunakan batu yang ditatah, melalui kulit binatang yang
disamak terlebih dahulu atau kulit pohon yang dikeringkan.
Begitu
pentingnya fungsi kertas ini sehingga para sejarawan sering
menggambarkannya sebagai penentu perkembangan peradaban. Apalagi setelah
mesin cetak ditemukan, berbagai produk cetakan di atas kertas bisa
dihasilkan dengan mudah. Sejak saat itu, ilmu pengetahuan berkembang
sangat pesat. Peradaban pun maju dengan begitu cepatnya. Kini,
penggunaan kertas sudah begitu luasnya, sehingga sulit bagi kita untuk
membayangkan dunia tanpa kertas.
Sejarah
ditemukannya kertas, ternyata melalui proses yang panjang. Untuk
membuat tulisan, orang Mesir harus membuat lembaran yang terbuat dari
sejenis tanaman rumput yang tumbuh di air yang terkenal dengan sebutan
papirus. Dari tanaman inilah diambil daunnya yang kemudian dipipihkan
menjadi lembaran-lembaran. Lembaran ini lalu dianyam dan dipukul-pukul
agar menjadi rata, tipis dan halus. Sebelum dipergunakan, lembaran ini
harus dijemur atau ditiriskan agar kering. Selain di Mesir, lembaran
papirus ini juga banyak dipergunakan dan digemari orang-orang Yunani dan
Romawi. Ini terjadi sekitar tahun 3000 SM.
Sedangkan
Cina dikenal sebagai penemu bahan kertas yang sesungguhnya. Sebelum
ditemukan bahan kertas ini, orang Cina mempergunakan lembaran bambu
untuk membuat buku. Dalam perkembangannya, mereka kemudian dapat membuat
bahan kertas dari bambu ini. Caranya, bambu yang telah dibersihkan dan
dipisahkan dari daunnya, direndam dalam air selama beberapa hari. Dengan
mempergunakan tungku yang terbuat dari batu, bambu kemudian dimasak
hingga lumat dan menjadi bubur. Lembaran-lembaran kertas pun kemudian
dapat dibuat dari bubur bambu ini.
Michael
Hart, penulis buku 100 Tokoh yang Merubah Dunia, menyebutkan bahwa
setelah temuan ini, penggunaan kertas meluas di seluruh Cina pada abad 2
M. Namun lama sekali Cina merahasiakan cara pembuatan kertas ini. Baru
pada tahun 610, orang Jepang mulai mengenal kertas. Diperkirakan, orang
Jepang mengenal kertas bersamaan dengan penyebaran agama Budha oleh
rahib-rahib Cina. Pada tahun 751 juga diketahui bahwa Baghdad dan Samarkand sudah mampu memproduksi kertas dan menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.
Sedangkan
orang-orang Eropa mulai belajar teknik membuat kertas mulai abad ke-12.
Pada abad 15, cara membuat kertas dengan teknik penggilingan ditemukan.
Alat ini harus digerakkan oleh sekitar 10 orang dari dua sisi. Pada
tahun 1799, Louis Robert menemukan dan membuat mesin pembuat kertas.
Alat ini mampu mencetak kertas secara kontinyu. Proses dasar yang
diterapkan pada alat ini terus digunakan sampai sekarang.
Perkembangan
semakin berarti terjadi pada tahun 1877 ketika seorang ahli kimia yang
bernama Misserlich mampu menunjukkan semacam selulosa yang putih dan
bagus untuk pembuatan kertas. Sejak saat itu, kertas dibuat dari
selulosa kayu dan mulai diproduksi secara besar-besaran. (*)
0 komentar:
Posting Komentar